Latihan Daya Tahan (bag.1)

Latihan daya tahan adalah latihan di tingkat aerobik, artinya suplai O2 masih cukup untuk meladeni intensitas latihan yang dilakukan. karena itu pada waktu latihan daya tahan tidak akan terjadi akumulasi asam laktat yang berlebihan.

Tiga sistem latihan atau basic form yang dapat menjamin peningkatan kardiovaskular adalah:

1. Latihan kontinyu
2. Latihan Fartlek
3. Latihan Interval

1. Latihan kontinyu = Latihan kontinyu (misalnya lari terus menerus tanpa istirahat ) biasanya berlangsung untuk waktu yang lama. Lari terus menerus yang lebih dari 30 menit dengan tempo dibawah ambang rangsang anaerobic akan menghasilkan adaptasi aerobic dengan baik. Ada 2 model latihan kontinyu dengan intensitas rendah, yaitu lari atau renang yang denyut nadinya berkisar 70% - 80% dari MHR (denyut nadi maksimal). misalkan MHR atlet adalah 200, maka 70% - 80% dari MHR adalah 140 - 160 d.n / menit. Dengan pace (tempo lari) yang rendah ini, kadar asam laktatnya umumnya kurang dari 3 mmol, yaitu sedikit lebih tinggi dari tingkat istirahat yang 1-2 mmol. kalau bagi atlet tsb intensitasnya terlalu rendah, yaitu dibawah 140 d.n/mnt, maka dia tidak akan merasakan dampak latihannya. Lari kontinyu dengan intensitas rendah banyak menggunakan lemak sebagai sumber tenaga. karena itu akan bisa banyak menyimpan glikogen otot.


2. Fartlek adalah sistem latihan yang sangat baik yang berupa lari di alam terbuka selama 1 sampai 3 jam. atlet bisa menentukan sendiri tempo larinya, cepat, lambat ataupun jalan.


3. Interval trainning adalah suatu sistem latihan yang diselingi oleh interval yang berupa masa istirahat. interval training untuk daya tahan biasanya intensitas larinya rendah sampai medium sekitar 50%-70% dari kemampuan maksimal. ada beberapa faktor yang harus dipenuhi dalam menyusun interval training. yaitu : lamanya latihan (jarak lari), beban atau intensitas latihan (kecepatan lari), ulangan lari, masa istirahat setiap repetisi latihan.

posted by kurnia. f